Berdasarkan kutipan dari riwayat Allah mula Allah ( tanah tempat kejadian ) adalah sebagai berikut : dari asal kejadian sampai sekarang terbagi 9 (sembilan) tingkat dan tempat yang menetukan :
1. Asal (Allah mula Allah ) ditane Tipak Sulau, Langit Rakun Kabus, Gumpal Riwut Mula, Ranu Gunung Madu Rahu. Terjadi manusia pertama laki – laki yang bernama “ Datu Mula Munta Maharaja Mula Ulun “ dari Datu ini diambil satu tulang rusuk kiri oleh Allah mula Allah lalu dibuat permpuan bernama “ Dara Mula Lapeh Saribu Hengkang Ulun “.
2. Tumpuk Lalung Kuwung
3. Tumpuk Pupur Matung
4. Tumpuk Sida Matung
5. Laliku Maeh
6. Sani Sarunai
7. Gunung Rumung
8. Patai
9. Tumpuk ( sekarang menjadi ) :
a. Paju Epat
b. Kampung Sapuluh
c, Dayu
d. Banua Lima

Dari ke sembilan tingkat ( tempat perpindahan ini ), lima tingkat perpindahan tidak dapat ditelusuri karena tidak diketahui tempatnya di bumi ini dan menurut ceriteranya masih menyatu dengan mahluk marga satwa dan belum mempunyai hukum adapt dan peraturan – peraturan.

Baru dari tingkat PP ke enam dapat ditel;usuri yakni sani Sarunai. Disini manusia dipimpin Datu Nini Punyut ( Etuh ) beliau diilham oleh Allah mula Allah untuk mengatur hukum adat dan hukum peraturan. Sani Saunai ini sekarang ada bekasnya di Tamak Sapala ( Danau Panggang ) Kab. DT. II Barito Kuala, Provinsi Kalsel. Dari sani Sarunai ini pindah ke Gunung Rumung, disini ada tanda bukti :
1. Candi Laras
2. Candi Agung

Yaitu disekitar Amuntai Ibu Kota Kab. Hulu Sungai Utara, ini peninggalan Pangunraun Jatuh antara lain :
1. Idung
2. Jarang
3. Tengkai
4. Talengo
5. Iban 6. Bangkas
7. Patis
8. Anyawungan
9. Angar
10. Paring
23


Dari sini ( Gunung Rumung ) pindah ke Patai dan Harara yang sekarang Telang Baru disini banyak juga peninggalan namun habis tergusur oleh perusahaan. Dari Patai dan Harara ini Dayak Ma’anyan berkembang menjadi 4 (empat) organisasi yaitu :
1. Organisasi Suku paju Epat
2. Organisasi Suku Kampung Sapuluh
3. Organisasi Suku Dayu
4. Organisasi Suku Banua Lima

Namun semua ini disebut Dayak Ma’anyan.